Halaman

Jumat, 08 April 2011

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model dan desain pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sebuah informasi yang tersedia. Dengan demikian suatu desain muncul karena adanya kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain seseorang dapat menemukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Begitu pula dalam sistem pembelajaran seorang pendidik juga harus membuat dan merancang desain pembelajaran untuk mencapai proses belajar mengajar yang diharapkan sehingga tercapai komptenensi-kompetensi yang diharapkan pada anak didik.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
Tetapi yang perlu menjadi catatan penting para guru maupun calon guru adalah model-model desain yang perlu dikembangkan tentu saja harus menimbang baik buruk penggunaan desain tersebut dalam proses pengajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desain pembelajaran?
2. Apa saja macam-macam model desain pembelajaran PAI?
3. Bagaimanakah perbedaan model-model pembelajaran tersebut satu sama lain?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Desain Pembelajaran
Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, misalnya globe merupakan bentuk dari bumi. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian petama sebagai kerangka proses pemikiran.
Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Di luar istilah tersebut dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika model pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu.
Herbert Simon mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah yang memiliki tujuan untuk mencapai solusi terbaik dalam dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan seumlah informasi yang tersedia.
Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Menurut Gagne dalam proses belajar seorang siswa dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sedangkan desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal yaitu pengeturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar.
Shambaugh mnejelaskan tentang desain pembelajaran yakni sebagai “ an intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and construct structures possibilities to responsively address those needs.” Dengan demikian dapat diartikan bahwa suatu desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.
Pendapat yang lebih spesifik dikemukakan oleh Gentry yang berpendapat bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan tekhnik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk pencapaian efektivitas pencapaian tujuan. Selanjutnya ia menguraikan bahwa penerapan suatu desain pembelajaran memerlukan dukungan dari lembaga yang akan menerapkan, pengelolaan kegiatan, serta pelaksanaan yang intensif berdasarkan analisis kebutuhan.
Dari beberapa pengertian diatas maka desain instruksional berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, tekhnik dan media yang dapat dimanfaatkan seta tekhnik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
Sedangkan Para ahli dalam bidang perencanaan merumuskan desain dengan definisi bahwa desain adalah salah satu aspek dari proses pengembangan yang terdiri dari enam fase. Untuk mengembangkan berbagai bentuk atau aktifitas baru yang dianalisis sebagai proses yang terdiri dari enam karakteristik yang saling berhubungan yaitu ;
a. Riset (analisis)
b. Desain (sintesisi)
c. Produksi (formasi)
d. Distribusi(penyebaran)
e. Utilisasi (kinerja)
f. Eliminasi (penghentian)
Dalam mendesain pembelajaran harus diawali dengan studi kebutuhan (need assasment), sebab berkenaan dengan upaya untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan proses pembelajaran siswa dalam mempelajari suatu bahan atau materi pelajaran.
B. Macam-Macam Model Desain Pembelajaran
Macam-Macam Model-Model Desain Pembelajaran PAI Joyce mengemukakan ada empat rumpun model pembelajaran yakni;
1) Rumpun model interaksi sosial, yang lebih berorientasi pada kemampuan memecahkan berbagai persoalan sosial kemasyarakat.
2) Model pemorosesan informasi, yakni rumpun pembelajaran yang lebih berorientasi pada pengusaan disiplin ilmu.
3) Model pengembangan pribadi, rumpun model ini lebih berorientasi pada pengembangan kepribadian peserta belajar.
4) Model behaviorism Joyce yakni model yang berorientasi pada perubahan prilaku.
Beberapa model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah: model classroom meeting, cooperative learning, integrated learning, constructive learning, inquiry learning, dan quantum learning.
C. Perbedaan Model-Model Desain Pembelajaran PAI
a. Model Classroom Meeting
Menurut Glasser dalam Moejiono sekolah umumnya berhasil membina prilaku ilmiah, meskipun demikian adakalanya sekolah gagal membina kehangatan hubungan antar pribadi. Agar sekolah dapat membina kehangatan hubungan antar pribadi, maka dipersyaratkan; (a) guru memiliki rasa keterlibatan yang mendalam, (b) guru dan siswa harus berani menghadapi realitas, dan berani menolak prilaku yang tidak bertanggung jawab, dan (c) siswa mau belajar cara-cara berprilaku yang lebih baik. Agar siswa dapat membina kehangatan hubungan antara pribadi, guru perlu menggunakan strategi mengajar yang khusus. Karakteristik PAI salah satunya adalah untuk menghantarkan peserta didik agar memiliki kepribadian yang hangat, tegas dan santun. Model pertemuan tatap muka adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri, dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok. Strategi mengajar model ini mendorong siswa belajar secara aktif. Kelemahan model ini terletak pada kedalaman dan keluasan pembahasan materi, karena lebih berorientasi pada proses, sedangkan PAI di samping menekankan pada proses tetapi juga menekankan pada penguasan materi, sehingga materi perlu dikaji secara mendalam agar dapat dipahami dan dihayati serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Model Cooperative Learning
Untuk mengem-bangkan kemampuan bekerja sama dan memecahkan masalah dapat menggunakan model cooperative learning. Model ini dikembangakan salah satunya oleh Robert E. Slavin. Model ini membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi, di mana satu kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang,masing-masing kelompok bertugas menyelesaikan/memecahkan suatu permasalahan yang dipilih. Beberapa karakteristik pendekatan cooperative learning, antara lain:
1) Individual Accountability, yaitu; bahwa setiap individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentu-kan oleh tanggung jawab setiap anggota.
2) Social Skills, meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial dan mendidik siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghor-mati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial.
3) Positive Interdependence, adalah sifat yang menunjukkan saling keter-gantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta anggota kelompok, karena siswa berkolaborasi bukan berkompetensi.
4) Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama. Langkah-langkahnya:
a. Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
b. Dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar observasi kegiatan dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok kecil.
c. Dalam melakukan observasi kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar.
d. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
c. Model Integrated Learning
Hakikat model pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di dalam kegiatan belajar sekaligus proses dan isi berbagai disiplin ilmu/mata pelajaran/pokok bahasan secara serempak dibahas. Konsep tersebut sesuai dengan beberapa tokoh yang mengemukakan tentang model pembelajaran terpadu seperti berikut ini:
Rancangan pembelajaran terpadu secara eksplisit merumuskan tujuan pembelajaran. Dampak dari tujuan pengajaran dan pengiringnya secara langsung dapat terlihat dalam rumusan tujuan tersebut. Pada dampak penggiring umumnya, akan membuahkan perubahan dalam perkembangan sikap dan kemampuan berfikir logis, kreatif, prediktif, imajinatif.
Ciri-ciri pembelajaran terpadu:
1 Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi/pokok bahasan sekaligus untuk memahami fenomena dari segala sisi.
2 Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupannya.
3 Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, yang tidak secara langsung dapat memotivasi siswa untuk belajar.
d. Model Constructivist Learning
Model konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self-regulation). Dan akhirnya proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang model pembelajaran konstruktivisme adalah:
1 Mengakui adanya konsep awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman sebelumnya.
2 Menekankan pada kemampuan minds-on dan hands-on
3 Mengakui bahwa dalam proses pembelajaran terjadi perubahan konsep-tual
4 Mengakui bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif
5 Mengutamakan terjadikan interaksi social
Tahapan model pembelajaran ini, meliputi:
Alur Model Pembelajaran Konstruktivisme
e. Model Inquiry Learning
Model inkuiri dapat dilakukan melalui tujuh langkah yaitu:
1 merumuskan masalah
2 merumuskan hipotesi
3 mendefinisikan istilah (konseptualisasi)
4 mengumpulkan data
5 penyajian dan analisis data
6 menguji hipotesis
7 memulai inkuiri baru.
f. Model Quantum Learning
Quantum Learning merupakan pengubahan berbagai interaksi yang ada pada momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Dari kutipan tersebut diperoleh pengertian bahwa pembelajaran quantum merupakan upaya pengorgani-sasian bermacam-macam interaksi yang ada di sekitar momen belajar. Pembelajaran quantum memiliki banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman belajar. Unsur itu dibagi menjadi dua kategori yaitu Konteks dan Isi.
Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum
1 Tumbuhkan minat dengan selalu mengarahkan siswa terhadap pemahaman tentang apa manfaat setiap pelajaran bagi diri siswa
2 Alami: Buatlah pengalaman umum yang dapat di mengerti oleh semua siswa.
3 Namai: Guru harus menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebagai masukan.
4 Demonstrasikan: Sebaiknya guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka sudah ketahui.
5 Ulangi: Guru harus menunjukkan cara mengulangi materi dan menegas-kan ”Aku Tahu Bahwa Aku Memang Tahu”
6 Rayakan: Guru harus memberikan pengakuan terhadap setiap penyele-saian, partisipasi dan pemerolehan keterampilan dan pengetahuan siswa.


BAB III
SIMPULAN

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Macam-Macam Model-Model Desain Pembelajaran PAI Joyce (2000) mengemukakan ada empat rumpun model pembelajaran yakni;
(1) Rumpun model interaksi sosial, yang lebih berorientasi pada kemampuan memecahkan berbagai persoalan sosial kemasyarakat.(2) Model pemorosesan informasi, yakni rumpun pembelajaran yang lebih berorientasi pada pengusaan disiplin ilmu. (3) Model pengembangan pribadi, rumpun model ini lebih berorientasi pada pengembangan kepribadian peserta belajar. (4) Model behaviorism Joyce (2000:28) yakni model yang berorientasi pada perubahan prilaku.
Beberapa model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah:
a. Model Classroom Meeting,
Model pertemuan tatap muka adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri, dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok. Strategi mengajar model ini mendorong siswa belajar secara aktif. Kelemahan model ini terletak pada kedalaman dan keluasan pembahasan materi, karena lebih berorientasi pada proses, sedangkan PAI di samping menekankan pada proses tetapi juga menekankan pada penguasan materi, sehingga materi perlu dikaji secara mendalam agar dapat dipahami dan dihayati serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Cooperative Learning,
Model ini membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi, di mana satu kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, masing-masing kelompok bertugas menyelesaikan/memecahkan suatu permasalahan yang dipilih

c. Integrated Learning,
Hakikat model pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di dalam kegiatan belajar sekaligus proses dan isi berbagai disiplin ilmu/mata pelajaran/pokok bahasan secara serempak dibahas.
d. Constructive Learning,
Model konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self-regulation). Dan akhirnya proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya .
e. Inquiry Learning, dan
Model inkuiri dapat dilakukan melalui tujuh langkah yaitu:
1 merumuskan masalah
2 merumuskan hipotesis
3 mendefinisikan istilah (konseptualisasi)
4 mengumpulkan data
5 penyajian dan analisis data
6 menguji hipotesis
7 memulai inkuiri baru. James Bank (dalam Suniti, 2001: 58)
f. Quantum Learning.
Pembelajaran quantum merupakan upaya pengorgani-sasian bermacam-macam interaksi yang ada di sekitar momen belajar. Pembelajaran quantum memiliki banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman belajar. Unsur itu dibagi menjadi dua kategori yaitu Konteks dan Isi

DAFTAR PUSTAKA


Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT . Rineka Cipta, Cet I
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1996/1997
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam upaya Mengefektifkan pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandun: Rosda Karya
http://elfalasy88.wordpress.com/2009/12/28/perencanaan-dan-desain pembelajaran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar